Rabu, 01 April 2020

Tentang Sebuah Cerita

Aku yang lirih bercerita tapi bukan tentang perjalanan kita , mungkin itulah yang pertama kali aku rasakan.  
Aku merasa bahwa ,dalam suasana ketidakpastian ini aku masih setia menanti kalau - kalau kamu mau berubah dan beranjak kembali . 
Namun nampak nya tak bisa , aku sudah menulis dalam ringkasan cerita yang aku tulis dengan penaku yang telah habis terganti waktu dan batasan ketidakmampuanku.
Seolah mendramatisir sebuah cerita yang memang aku lalui bukan hanya sekedar drama atau bermain sandiwara , 
Akankah aku kecewa tentangmu ? Tentu.  Dulu aku berharap aku dengan mu bisa menulis cerita ini hingga purna dalam setiap waktu. 
Tapi agak nya kau berbeda, kau berubah begitu saja . 
Kau lupa siapa kau sebenarnya , kau lupa siapa yang tegak mendewasakanmu selama kita bersama. 
Maafkan aku jika aku terluka , sungguh dalam benakku aku tak bisa berkata kata.  
Harapanku seolah sirna , .dahulu kau pamer kan arti kehormatan perjuangan kita tapi sekarang kau meninggalkan begitu saja.  
Kau berubah ! 
Dahulu kau dengan bangga memamerkan hasil pengorbanmu sekarang kau dengan mudah menghentikan rasa percayaku. 
Aku tak percaya ! 
Aku berusaha hadir menemani kejenuhan dan kesendirianmu tetapi apa yang kau berikan setelah kau selesai dengan kejenuhanmu dan kesendirianmu.
Agaknya kau lupa bahwa kehidupan bukan hanya tentang panggung sandiwara , tapi agaknya kau begitu percaya bahwa sandiwara mu telah selesai kau tulis dan kau ceritakan kepadaku.  
Sesekali aku ingat , janji mu dan janji kita yang dulu akan tetap bergandengan bersama.  Tapi kau lupa kau memilih untuk pergi begitu saja. 
Memang aku sadar , aku bukan siapa siapa.  
Memang aku percaya , kau sudah begitu tinggi diujung sana 
Aku hanyalah apa ,hanyalah penulis waktu yang sesekali tinta ini habis.  .
Aku hanyalah apa, hanyalah orang yang rendah tak bisa apa apa.  
Tapi aku bangga , pernah menemanimu dan mengantarmu kepuncak ini. 
Meskipun aku tak pernah kau percaya , atau pula kau anggap ada.  
Tapi percayalah , aku masih ada rasa kecewa tapi tak sampai hati aku merobek cerita . 
Semoga kau baik baik saja disana , maaf aku gak bisa bersama menemanimu menulis cerita.  
Maaf aku tak bisa bersama , mengantarmu kepuncak sana.  
Aku tak bukanlah siapa siapa hanya orang yang menulis cerita ini agar kau bisa membaca. 
Aku juga bukan orang yang hebat yang bisa seperti mu sekarang.  
Maaf jika aku terlalu menganggu waktu , tapi aku mohon maaf kan aku yang tak bisa kembali bercerita tentangmu . 
Tapi , aku ingin kau tau tentang ku dan tentang kita sudah aku tuliskan meski penaku habis dan tak terkenang . 
Aku hanya punya sepenggal cerita , tentang mu tentang perjuangan bersamamu.  
Maaf jika aku terluka karena sandiwaramu begitu sempurna 
Maaf aku tak bisa bersama aku sudahi cerita tentang kita.  
Maafkan aku yang tak bisa bersama rasa kecewaku begitu luar biasa.  
Jagalah dirimu aku tak bisa menemanimu menemani tapak tapak perjuangan dengan mu , tentang mu tentang kita dan arti sebuah cerita yang kau sobek begitu saja.  


Bagus Pulunggono

02/04/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar